Jumat, 01 Maret 2013

Ibas-Amir Bantah Terima Duit Hambalang, Anas Siap Dikonfrontasi

Anas Urbaningrum. [Antara] Anas Urbaningrum. [Antara]
[JAKARTA] Mantan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum siap dikonfrontasikan terkait pernyataannya bahwa ada cerita tentang aliran dana Hambalang saat rapat Dewan Kehormatan Partai Demokrat  sebelum memberhentikan Nazaruddin sebagai bendahara umum partai.

Hasil wawancara Anas di sebuah televisi nasional swasta kemudian berkembang bahwa Sekjen Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang akrab dipanggil Ibas menerima aliran dana Hambalang.

Data yang diperoleh SP  juga menyebutkan,  Ibas diduga menerima uang dari proyek fasilitas olahraga Hambalang. Total dana yang diterima mencapai US$  900.000 atau setara Rp 9,5 miliar.

Data aliran dana itu berdasarkan catatan mantan Wakil Direktur Keuangan PT Anugerah Nusantara, Yulianis. Data itu sudah diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), namun belum diproses KPK.  

Dalam data itu menyebutkan, Ibas menerima dana pertama kali pada 29 April 2010. Ibas menerima dana pada hari itu dalam dua tahap yaitu tahap pertama sejumlah US$  500.000.

Tahap kedua sejumlah  US$ 100.000. Uang itu dikeluarkan dari kas PT Anugerah Nusantara, milik mantan Bendahara Umum PD M Nasaruddin. 

Kemudian Ibas menerima dana lagi pada 30 April 2010 dalam dua tahap, yaitu tahap pertama sejumlah  US$ 200.000 dan tahap dua US$ 100.000. Dana dikeluarkan dari kas PT Anugerah Nusantara dan diantar oleh kurir bernama Bahri.

Dalam data itu tidak disebutkan atas dasar apa Ibas diberikan uang sejumlah  US$ 900.000. Hanya tertera Ibas menerima uang dari PT Anugerah Nusantara sebanyak dua kali.

PT Anugerah Nusantara merupakan perusahaan milik Nazaruddin. Namun dalam perusahaan itu juga ada saham milik mantan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum.

Ibas membantah tuduhan menerima dana dari Muhammad Nazaruddin terkait proyek Hambalang.  Amir Syamsuddin juga membantah tudingan Anas soal rapat yang dipimpinnya.

Anas ketika diwawancara sebuah televisi swasta, Rabu (27/2) malam, mengatakan, dirinya siap mengklarifikasi soal itu. Anas mengatakan, saat itu tidak ada cerita tentang Hambalang, yang ada adalah rapat Dewan Kehormatan Partai Demokrat yang dilakukan  sebelum memberhentikan Nazaruddin sebagai bendahara umum partai.

“Yang periksa pertama adalah Pak Amir sebagai sekretaris Dewan Kehormatan PD, dan selengkapnya itu ada pada Pak Amir.  Soalnya, apakah Pak Amir mau bicara atau tidak,  itu soal lain saja,” kata Anas.

Ketika ditanya apakah siap mengklarifikasi soal ini, Anas mengatakan, kalau dibutuhkan dirinya siap memberi klarifikasi. “Ya kalau dibutuhkan sebagai pemain cadangan, kalau dibutuhkan, siap,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar