"Kami terkendala tanah labil, bisa terjadi longsor susulan di dalam lobang," ujar Kasi Operasional Basarnas Sulut Djeffry Mewo kepada detikcom di lokasi pencarian, Sabtu (2/3/2013) siang.
Kendala lain yang dihadapi adalah lobang yang sangat kecil yang hanya berukuran sekitar 80 x 80 centimeter, membuat proses evakuasi harus membutuhkan orang yang mengerti dengan keadaan lobang tersebut.
"Kami sangat membutuhkan pertolongan pekerja tambang, karena mereka lebih ahli dan mengerti dengan situasi lobang yang setiap hari mereka masuki," terang Mewo.
"Mungkin kalau tanahnya keras dan tidak mudah longsor, kedua korban sudah terevakuasi sejak malam tadi. Permasalahannya, setiap kali tanah diangkut, pasti ada tanah yang kembali tergerus ke bawah," tambah anggota Basarnas lainnya, Mercy Randang.
Sementara itu, rekan kerja kedua korban, Ferry Gahung (39) mengatakan, peristiwa nahas itu terjadi ketika kedua korban, Arie Ratumbanua (31) dan Brian Telew (20) baru saja bergantian turun ke dalam lobang berkedalaman sekitar 60 meter.
"Baru 10 menit mereka berada di dalam, terdengar suara reruntuhan, namun tidak keras. Lalu disusul dengan longsoran kedua yang lebih keras lagi," terang Ferry.
Dia kemudian memberitahukan kepada rekan lainnya kalau telah terjadi longsoran. Tali yang biasa dipakai untuk menarik material galian mengandung emas, sudah meregang dan tidak bisa diputar lagi.
"Kami langsung melaporkan kejadian itu untuk segera mendapatkan bantuan untuk menolong kedua rekan kami," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar